Beranda | Artikel
Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah
Minggu, 3 Maret 2019

Kota Madinah adalah salah satu dari dua kota suci bagi umat Islam. Mungkin kita telah mengetahui keutamaan kota Madinah. Kita juga perlu tahu bahwa ternyata ada juga “ujian kota Madinah” yaitu ujian berupa kesusahan dan penyakit yang mungkin dihadapi oleh sebagian orang yang tinggal di Madinah. Tentunya ujian ini akan meningkatkan derajat dan pahala bagi mereka yang bersabar dan lulus ujian ini.

Sebagai gambaran awal, kota madinah memiliki cuaca yang ekstrim. Saat musim dingin, cuaca sangat dingin mencapai minus derajat dan jika musim panas, cuaca sangat panas, dimana suhu bisa mencapai 50 derajat ke atas.

Ujian dan “kerasnya” kota Madinah

Hal ini telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa apabila tinggal Kota Madinah, ada ujian cobaan dan kesusahan. Jika ia bersabar maka ia akan mendapat syafaat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا

“Tidaklah seseorang dari umatku sabar terhadap cobaan Madinah dan kerasnya (kesusahannya), kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat.” [HR. Muslim]

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang Muslim.” [HR. Muslim]

Ujian berupa kesusahan dan penyakit yang muncul bagi orang yang datang kemudian tinggal di kota Madinah bisa berupa kesulitan mencari mata pencaharian atau bisa berupa penyakit yang muncul akibat cuaca yang ekstrim semisal demam. Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Al-Mubarakfuri rahimahullah, beliau berkata,

واللأواء في اللغة الشدة , ( نقله الباحث من الصحاح للجوهري ) , وعطف الشدة عليها للتفسير أو التأكيد , أو أن ( اللأواء ) المراد بها ضيق المعيشةوتعسر الكسب , والشدة : ما يصيب الإنسان في بدنه بسبب شدة الحر والبرد ونحو ذلك

“Al-Awa’ secara bahasa adalah keras (syiddah), al-awa’ disambung dengan kata keras (syiddah) untuk penekanan. Dan yang dimaksud dengan kesempitan hidup di madinah adalah sulitnya mencari mata pencaharian. Adapun maksud kata keras (syiddah) adalah apa yang menimpa manusia pada badannya (penyakit) akibat ekstrimnya cuaca panas dan dingin (di kota Madinah).” [Mura’atul Mafatih syarh Misykatul Mashabih 9/514-515]

Hal inilah yang dirasakan oleh para sahabat muhajirin tatkala pindah hijrah ke kota Madinah, mereka mendapat ujian kota madinah sebagai berikut:

  1. Para sahabat muhajirin kesulitan mencari mata pencaharian, karena sahabat muhajirin mata pencaharian utama mereka di Mekkah adalah berdagang, sedangkan kota Madinah adalah kota perkebunan. Sahabat muhajirin kurang tahu cara bercocok tanam dan berkebun.
  2. Beberapa sahabat muhajirin terkena penyakit tatkala hijrah ke Madinah karena belum bisa menyesuaikan diri dengan cuaca Madinah, beberapa dari mereka terkena demam.

Jadi “ujian” kota Madinah ini bukan hanya orang non-Arab yang kena, tetapi orang Arab pun ikut terkena ujian ini. Dalam hadits disebutkan bahwa orang-orang dari suku ‘Ukl dan ‘Urainah terkena penyakit tatkala datang ke Madinah karena tidak tahan dengan cuaca kota Madinah.

Baca Juga: Bercita-cita Meninggal di Tanah Suci

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ عُكْلٍ أَوْ عُرَيْنَةَ فَاجْتَوَوْا الْمَدِينَةَ فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِقَاحٍ وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَانْطَلَقُوا فَلَمَّا صَحُّوا قَتَلُوا رَاعِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا النَّعَمَ فَجَاءَ الْخَبَرُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَلَمَّا ارْتَفَعَ النَّهَارُ جِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ وَسُمِرَتْ أَعْيُنُهُمْ وَأُلْقُوا فِي الْحَرَّةِ يَسْتَسْقُونَ فَلَا يُسْقَوْنَ

“Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke Madinah, akan tetapi mereka tidak tahan dengan cuaca Madinah (yang ekstrim) hingga mereka pun jatuh sakit. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” [HR. Bukhari & Muslim]

Ujian kota Madinah ini berlaku sampai hari Kiamat, sebagai penjelasan Imam An-Nawawi rahimahullah, beliau berkata:

قال العلماء وفي هذه الأحاديث المذكورة في الباب مع ما سبق وما بعدها دلالات ظاهرة على فضل سكنى المدينة والصبر على شدائدها وضيق العيش فيها وأن هذا الفضل باق مستمر إلى يوم القيامة

“Para Ulama menjelaskan bahwa hadits yang disebutkan (tentang kota Madinah) pada bab sebelumnya menunjukkan dalil yang jelas tentang keutamaan tinggal di kota Madinah dan bersabar atas ujian dan kesesuhan hidup di kota Madinah. Keutamaan kota Madinah ini berlaku terus-menerus sampai hari kiamat.” [Syarh Shahih Muslim 9/151, Dar Ihya’ At-Turats]

Semoga kaum Muslimin bisa segera mengunjungi kedua kota suci, Mekkah dan Madinah dan mendapatkan berbagai keutamaannya. Aamiin.

Baca Juga: Menyorot Shalat Arba’in di Masjid Nabawi

@ Pelataran Masjidil Haram, Mekkah Mukarramah

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel muslim.or.id

🔍 Ridho Allah Ridho Orang Tua, Doa Hasbunallah, Hadits Qunut, Menjalani Hidup Dalam Islam, Shalat Malam Tanpa Tidur


Artikel asli: https://muslim.or.id/45303-ujian-dan-keutamaan-tinggal-di-kota-madinah.html